Assalamualaikum wr. wb
"aku milik-Mu
Maka janganlah Kau pasrahkan diriku kepadaku"
Seringkali dalam hidup, kita seperti menjadi nahkoda atas
kehidupan kita. Kita menyetir kehidupan kita sendiri. Ingin jadi apa kelak
ketika aku besar? Ingin masuk kemanakah ketika aku sekolah? Bersama siapakah
kelak aku akan berjodoh? dan masih banyak pertanyaan yang kita sendiri tak tau
jawabnya, namun kita berusaha untuk merangkai puzzle satu persatu demi menjawab
dan merealisasikan pertanyaan tadi.
Kita memaksa untuk mendapatkan sesuatu yang kita
inginkan. Menghalalkan segala cara, menjatuhkan kanan, kiri demi keinginan
kita. Namun kita lupa bahwa sebenarnya ada nahkoda terbesar dalam kehidupan
kita, yang selamanya kita tak bisa terlepas dari kehendakNya. Dialah Allah. Maha
mengetahui yang terbaik bagi hamba-Nya.
Kita boleh berusaha sekuat tenaga untuk menggapai impian dan
harapan kita, karena memang Dia menganjurkan kita untuk berikhtiar sebelum
bertawakal. namun tetap, keputusan akhir berada ditanganNya. Kita tidak bisa
marah kepadaNya jika keputusan yang ada berbeda dengan harapan yang kita inginkan.
Karena hidup tak selamanya memberikan apa yang kita inginkan, melainkan
terkadang kita harus ikhlas dan menyabari terhadap garis hidup yang telah
ditentukan olehNya. so Hamasaaaah yaaa..
Terkadang ada titik dimana kita tidak mampu menghandle semua
harapan-harapan yang kita bangun kepada dunia ini. Kita merasa tak sanggup dan
lelah terhadap semua ini. Maka yang bisa dilakukan hanyalah pasrah dan pasrah.
Memasrahkan dan bukan memaksakan kepada Allah. Biarlah hukum Allah yang
bekerja.
“Boleh
jadi kamu membenci sesuatu, padahal ia amat baik bagimu, dan boleh jadi (pula)
kamu menyukai sesuatu, padahal ia amat buruk bagimu; Allah mengetahui, sedang
kamu tidak mengetahui.” (QS. Al Baqarah: 216).
Kita terlalu fokus memandang apa yang terjadi pada saat ini, dan
jarang berpikiran secara visioner. Mungkin saat ini kita berpikiran bahwa
pilihan kita terbaik, namun bukannya Allah mengetahui apa yang akan terjadi
dimasa depan. Perhitungan Allah dengan perhitungan manusia itu berbeda. Jadi
let it go.. Allah knows, but we dont. trust Allah and try to keep husnudzon to
Allah. Bukannnya Allah sesuai prasangka hambanya. Jadi mulailah dengan
prasangka yang baik kepada Allah. Bahwa Allah selalu menginginkan yang terbaik
bagi hambaNya.
Sekian
Semoga Bermanfaat
Wassalamualaikum wr.wb
Sivma
0 komentar:
Posting Komentar