Asssalamualaikum wr. Wb
Semua insan akan diuji terhadap sesuatu yang dicintai.
Harta, kekuasaan, ketampanan, kecantikan, teman, dan keluarga.
Namun kelak ketika kita dipanggil oleh Allah
Tinggallah nama dan amalan kita.
Akankah langit dan bumi menangisi kepergian kita (?)
Atau justru acuh melihat ruh dan jasad ini berpisah (?)
Wallahualam bisowab..
Apa yang sudah kita persiapkan untuk bertemu dengan malaikat munkar dan nakir (?)
Apakah selama ini amalan kita sudah menjamin untuk terbebas dari azab kubur (?)
Atau jangan-jangan kita masih sering melakukan hal yang dimurkai-Nya
Dan enggan untuk memenuhi hak-hak Allah yang ada pada diri ini (?)
Ini adalah tentang kematian, yang mengintai setiap saat
Entah kapan daun nama kita yang berada di Arsy akan gugur
Pertanda ajal kan datang menghampiri kita.
Namun sebelum saat itu tiba
Ijinkan diri ini tuk menyiapkan bekal sebanyak-banyaknya
Dan sebaik-baiknya bekal adalah taqwa
Aku tak menafikan bahwa diri ini terlalu takut,
Takut akan kegelapan, kesempitan, kesendirian, dan tentunya azab kubur
Dimana hal itu berlangsung lebih lama daripada perputaran waktu didunia
JIka ada orang berkata, untuk apa memikirkan kematian, toh kita masih muda.
Itu adalah kesalahan besar, ingatlah kematian tidak memandang umur
Sedemikian rupa kita membangun benteng, jika memang waktunya
Maka kau tak dapat lari darinya.
Ketika nyawa sampai pada kerongkongan,
jika kau berkuasa atas dirimu, maka kembalikan nyawa itu pada sediakala
tapi apa, pada kenyataannya kita tak dapat berbuat apa-apa
selain pasrah untuk menghadapnya..
Semua akan pergi, kecuali tiga amalan yang haqiqi
Ilmu yang bermanfaat, amal jariyah, dan doa anak sholeh/ah
Bagi mereka yang berkeluarga setidaknya anak sholeh/ah menjadi asset yang berharga
Namun bagi pemuda yang belum berkeluarga..
Hanya dua yang mampu dicapai, yakni ilmu yang bermanfaat dan amal jariyah.
Lantas apa yang membuatmu enggan untuk sekedar beramal jariyah
Dan membagikan ilmu yang kau miliki kepada orang sekitar (?)
Setidaknya ketika kita pergi, yang terkenang bukan hanya foto dirii
Melainkan ilmu-ilmu yang berceceran dan kebermanfaatan kita ditengah-tengah masyarakat.
Entah jodoh ataukah kematian yang datang mendahului
Namun diri ini harus sama-sama mempersiapkan
Memperbaiki diri dan memperbaiki diri
Itu yang bisa kulakukan saat ini.
Tulisan ini didedikasikan untuk alm. Mas Didit yang telah mengajarkan banyak hal mengenai kehidupan. Sosok yang tegar, alm. Sakit tapi tak dikeluhkan. Alm, menderita namun memilih untuk bungkam. Dan yang kurasakan hanya kebermanfaatanmu ditengah-tengah kami. Terimakasih atas segalanya, rupanya Allah lebih menyayangimu mas, karena kau orang yang sangat baik. Semoga diberikan tempat terbaik disisi-Nya dan Jannah menantimu. (Al fatihah).
(Jumatkahfi today)
Wassalamualaikum wr.wb
Sivma
0 komentar:
Posting Komentar